Menjadi emak muda ternyata bukanlah penghalang kreativitas seseorang. Justru banyaknya komunitas sesama emak-emak pada zaman saat ini dapat menjadi solusi bagi mereka untuk saling menguatkan dan tumbuh menjadi lebih percaya diri. Betul nggak sobat dumay?

Itulah fenomena dan pengalaman nyata yang saya rasakan saat pernah membantu sebuah acara Public Speaking for Moms. Ada yang tau ini acara siapa? Sstt... Ditebak dalam hati saja ya hehe. Peserta saat itu didominasi oleh emak-emak muda.

Emak muda? Usia berapa memangnya agar dapat dikatakan sebagai emak muda? Imho, perkiraan rentang usia 30 ke atas hingga 40. Kalau menurut sobat dumay, berapa ya enaknya? 

Salah satu peserta kegiatan tersebut adalah Helmiyatul Hidayati. Meskipun saya sudah lupa bagaimana performanya saat itu, namun saya masih berada dalam satu komunitas kepenulisan yang sama dengannya hingga kini. Dengan adanya ikatan itu, saya sering berkunjung ke blognya. Jujur, setiap membaca artikel Mbak Helmi, saya selalu merasa kok bisa ya semua hal yang di benak dituangkan begitu saja dalam tulisan?

Hingga saat saya mampir ke akun instagram milik Mbak Helmi, makin kaget dong. Ternyata ide tulisannya memang semurni itu. Pun didukung dengan tampilan feed yang terkonsep. Tentu ini bukan untuk strategi marketing yang biasa dilakukan online shop. Ketika saya tanya kenapa harus dipercantik tampilannya? Jawabannya sederhana saja : biar rapi dan enak dilihat.

Alamak! Saya tidak berhenti tertawa. Sungguh saya berharap dapat jawaban yang lebih. Bagaimana bisa jawabannya sesederhana itu sementara semuanya terasa terkonsep. Tidak hanya berhenti di situ, tulisannya pun memiliki selera yang unik. Coba sobat dumay baca perlahan tulisan Mbak Helmi berikut :



Sumber : instagram.com/helmiyatulhidayati



Tidak salah kan jika saya kemudian melabelinya sebagai emak muda dengan ide menulis segudang? Ini baru beberapa baris kalimat saja namun sudah mencerminkan personal branding yang kuat.




Meskipun setiap ide tulisan yang dipilih Mbak Helmi selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Nyatanya tulisannya memiliki suatu visi tertentu. Segudang ide tersebut memang harus dijadikan tulisan serenyah mungkin agar pembaca merasa ikut terhanyut. Emak muda satu ini memang bertalenta dan serius dalam menjadikan tulisannya sebagai ladang dakwah. Semua tergambar dari tagline blog pribadinya.



"Menulis adalah merekam rasa. Manis atau pahit. Pena adalah pedang. Membunuh atau mengampuni nyawa.Helmiyatul 



Please sobat dumay, kita jangan pernah meremehkan the power of emak-emak. Bisa saja bukan hanya sepuluh pemuda yang bisa mengguncang dunia, tetapi melalui tulisan seorang emak muda.