Setiap pasangan suami istri tentu ingin memiliki momongan. Hadirnya buah hati merupakan anugerah sekaligus proses belajar bersama sebagai satu tim dalam mengasuh dan mendidik. Namun dalam pandangan masyarakat pada umumnya, ibu dikenal berperan lebih dibanding ayah. Padahal 'parenting' membutuhkan kerja sama di mana keduanya haruslah memiliki peran seimbang.


"Anak adalah amanat di tangan kedua orang tuanya. Hatinya yang suci adalah mutiara yang masih mentah, belum dipahat maupun dibentuk. Mutiara ini dapat dipahat dalam bentuk apa pun, mudah condong kepada segala sesuatu. Apabila dibiasakan dan diajari dengan kebaikan, maka dia akan tumbuh dalam kebaikan itu. Dampaknya, kedua orang tuanya akan hidup berbahagia di dunia dan di akhirat. (...)" Imam al Ghazali, Prophetic Parenting


Ayah Ugi, salah satu sosok ayah yang dapat bekerja tim dalam mengasuh dan mendidik si kecil. Tidak hanya tuntas sampai di situ, beliau juga membagi pengalaman tersebut melalui tulisan. Kini, sederet karya beliau tentang parenting menjadi daya tarik yang melekat pada kepribadian Ayah Ugi.

Sobat dumay tentu sependapat dengan saya jika ilmu mengasuh dan mendidik anak tidaklah mudah. Maka dari itu orang tua wajib memiliki bekal yang cukup. Jika tidak, bisa saja hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada anak. Misalnya, anak merasa diabaikan, menjadi keras kepala, dan yang terburuk jika tidak ada benteng agama yang melekat sejak dini maka anak dapat memiliki akhlak yang kurang baik.


 Baca juga : 


Peran sebagai orang tua tentu tidak akan kita pelajari selama di sekolah. Dan itulah yang membuat parenting menjadi spesial. Saking spesialnya, saya sampai penasaran bagaimana bisa Ayah Ugi jatuh hati dengan dunia ini? Ternyata semua berawal dari rasa suka dengan dunia anak kecil hingga pengalaman pertama mengasuh anak saudara beliau. Tidak heran, seiring berjalannya waktu kini Ayah Ugi telah menjadi sosok berpengalaman.


"Saya senang dengan anak kecil awalnya sejak SMA. Pengalaman juga ketika kuliah pertama kali tau rasanya menjadi ayah saat belum menikah. Saat itu mbak saya sakit ketika beberapa hari melahirkan dan suaminya harus ngurusi mbak saya dan anak-anaknya yang lain. Anak yang terakhir ini tinggal sama ibu di rumah. Jadi semua kebutuhan mulai susu, ganti popok, dan lain-lain saya yang lakukan." Ayah Ugi


MasyaAllah. Dalam setiap jejak langkah manusia tentu memiliki satu tujuan, termasuk Ayah Ugi. Motivasi beliau dalam berkarya ternyata agar dapat menjadi ladang dakwah. Di mana dakwah merupakan ibadah dan sesungguhnya para ulama sepakat bahwa dakwah menuju agama Allah hukumnya wajib.


"Dan hendaklah ada dari kamu satu umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, mereka adalah orang-orang yang beruntung." QS. Ali Imran: 104


Melalui kemampuan yang Ayah Ugi miliki dalam menulis tentang parenting, beliau berharap kebaikan yang dibagikan ini dapat terus mengalir di setiap karyanya. Tentunya akar dari semua harapan tersebut karena dilandasi dengan keinginan menggapai ridho Allah semata, insyaAllah. Itulah tujuan utama seorang muslim sejati.

Kelak... semoga saya dan sobat dumay dapat menemukan ladang dakwah yang dapat kita tekuni ya.